Categories LAWTALKS

Anak Buah Hercules di Tangsel Minta Uang Rp5 Juta ke Pedagang, Berdalih Takziah

Jakarta (Hukumwatch) :

Suasana hangat pasar hewan kurban mendadak berubah jadi dingin. Pedagang hewan kurban yang biasanya disibukkan menata kandang dan menawarkan dagangannya harus menghadapi kenyataan pahit.

Di kawasan Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, anak buah Rosario de Marshal alias Hercules dari organisasi GRIB Jaya mendadak meminta uang Rp5 juta ke para pedagang.

Alasannya? Takziah untuk anggota GRIB Jaya yang meninggal dunia. Cerita ini terungkap dari Ina Wahyuningsih, seorang pedagang sapi kurban yang mencoba membuka lapak di lahan milik BMKG yang dikuasai oleh ormas tersebut.

Ina menceritakan, awalnya dia hanya berniat baik mencari lahan kosong untuk menempatkan sapi kurbannya. Saat mendekati posko GRIB Jaya, ia tak menyangka akan dihadapkan dengan permintaan uang yang cukup besar.

“Saya lihat-lihat lahan kosong buat sapi kurban. Di situ ada posko ormas. Saya tanya-tanya ke beberapa orang GRIB Jaya,” ungkap Ina.

Dalam suasana yang awalnya cair, komunikasi dengan para anggota GRIB Jaya mulai terjalin. Ina dikenalkan dengan Bang Jamal, Sekjen GRIB Jaya, serta Keke, Ketua Ranting.

Dari perbincangan itu, ternyata mereka melemparkan opsi sewa lahan, dan tak lama kemudian muncul permintaan uang Rp5 juta dengan alasan takziah.

“Saya tanya ke Keke, boleh enggak saya pakai lahan ini? Keke bilang, saya hubungin dulu ketua Yani,” lanjut Ina.

Namun, bukannya mendapat izin resmi, justru muncul permintaan yang membuat hati kecilnya terusik.

Solidaritas dan Tekanan Sosial

Di banyak komunitas, takziah atau turut berduka cita atas meninggalnya seseorang memang wajar. Namun, permintaan uang dalam jumlah besar, terlebih kepada pedagang kecil, memunculkan tanda tanya.

Apakah ini murni solidaritas atau bentuk tekanan sosial yang berkedok empati?

Kasus ini bukan hanya soal uang, tapi juga soal bagaimana kekuasaan informal bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat kecil.

Ketika ruang usaha rakyat diambil alih oleh kelompok tertentu, banyak yang merasa terpaksa tunduk. Di sinilah peran hukum dan pengawasan dari pihak berwenang menjadi sangat penting.

Hari Raya dengan Keadilan dan Rasa Aman

Peristiwa ini membawa pesan mendalam bagi kita semua. Hari Raya Iduladha semestinya jadi momen penuh berkah, bukan kesempatan untuk memanfaatkan situasi.

Semua pihak, baik pemerintah, ormas, maupun masyarakat, perlu saling menjaga agar semangat kebersamaan dan keadilan tetap terjaga.

Mari kita ingat bahwa menyambut hari raya harusnya penuh berkah dan kehangatan, bukan kekhawatiran dan tekanan.

Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga, dan ke depan, ruang usaha masyarakat kecil bisa lebih terlindungi dari praktik-praktik yang tak pantas.

)**Djunod

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like