Jakarta, HukumWatch –
Filep Wamafma mengungkapkan mereka yang terlibat Judol (judi online) telah mencapai 8,8 juta jiwa dan didominasi oleh anak muda. Ia merasakan kekhawatiran hal ini.
Ketua Komite III DPD RI ini sangat menaruh perhatian terhadap maraknya anak muda yang terlibat judi online tersebut.
“Saya selaku Ketua Komite III yang membidangi Kepemudaan dan Kesejahteraan Sosial sangat khawatir terkait jumlah pelaku judi online tersebut,” ujarnya.
Anak muda harus menyadari bahwa bermain judi online jelas akan menghancurkan generasi kita. Selain berdampak pada kondisi keuangan pelaku.
Generasi muda akan menjadi kelas yang rentan dan miskin, hanya karena ambisi sesaatnya, ungkap Filep.
Kerentanan finansial generasi muda karena judi online. Berasal dari nominalnya yang cukup tinggi. Kita tahu putaran uang pada Judi Online tidak sedikit.
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan mengatakan nilai transaksi uang judi online mencapai Rp 900 triliun.
Artinya, potensi hilangnya ekonomi rakyat akibat judi sangat tinggi. Para pemain jelas akan menjadi korban utama.” jelas Filep (06/12).
Ketua Komite III DPD RI mendorong pengawasan UU ITE diterapkan lebih ketat dan menjadi fokus utama dalam melakukan pencegahan.
“Kita harus bersama-sama mendorong pengetatan transaksi online yang terhubung dengan situs judi online. Bila perlu bekerjasama dengan pihak Bank,” tegas Filep.
Melalui cara membatasi debit card yang terindikasi terafiliasi situs judol. Selain pentingnya patroli siber dari Pihak Kepolisian, tambahnya lagi.
Filep meminta penegakan hukum terhadap para bandar judi online dilakukan lebih tegas. Khususnya situs judi online yang bermetamorfosis ditengah anak muda.
“Kita berharap pihak kepolisian benar-benar memantau DNS Server judi dan rekening penampungnya,” ujar Filep.
Keterlibatan oknum penegak hukum dan politisi harus dibuktikan terbalik dengan kinerja Kepolisian dan Kementerian Komunikasi dan Digital, tukas Filep.
)***Yuri/ Tjoek
